BAHAN PEMBENTUK KONSTRUKSI CAMPURAN FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT dan ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN TERSEBUT
BAHAN PEMBENTUK KONSTRUKSI CAMPURAN
FLEXIBLE PAVEMENT DAN RIGID PAVEMENT
A. Komponen
Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) terdiri atas:
1. Tanah Dasar (sub grade)
Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau
permukaan galian atau permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan
permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari
sifat- sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut
tanah dasar adalah sebagai berikut:
a.
Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam
tanah tertentu akibat beban lalu lintas.
b.
Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu
akibat perubahan kadar air.
c.
Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar
ditentukan secara pasti pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda
sifat dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.
2. Lapis
Pondasi Bawah (sub base course)
Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar.
Fungsi lapis pondasi bawah antara lain:
a.
Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk
mendukung dan menyebarkan beban roda.
b.
Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif
murah agar lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan
biaya konstruksi).
c.
Untuk mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis
pondasi.
d.
Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan
lancar.
Hal ini
sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda-roda
alat-alat besar atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup
tanah dasar dari pengaruh cuaca.
Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif
lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah.
Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland dalam
beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif terhadap
kestabilan konstruksi perkerasan.
3. Lapis
Pondasi (base course)
Lapis
Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan
lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis
pondasi bawah).
Fungsi lapis
pondasi antara lain:
a.
Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda,
b.
Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
Bahan-bahan
untuk lapis pondasi umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan
beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan sebagai bahan
pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya
sehubungan dengan persyaratan teknik.
Bermacam-macam
bahan alam / bahan setempat (CBR > 50%, PI < 4%) dapat digunakan sebagai
bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah dan stabilisasi
tanah dengan semen atau kapur.
4. Lapis
Permukaan (surface course)
Lapis
Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis permukaan
antara lain:
a.
Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda
b.
Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan
kerusakan akibat cuaca.
c.
Sebagai lapisan aus (wearing course).
Bahan untuk
lapis permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi, dengan
persyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan
dapat bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri memberikan bantuan
tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban
roda lalu lintas.
Pemilihan
bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaan, umur rencana serta
pentahapan konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari biaya
yang dikeluarkan.
B.
Jenis-jenis Lapis Permukaan (surface course)
Jenis lapis
permukaan terdapat bermacam-macam yaitu:
a. Lapis
Aspal Beton (LASTON)
Lapis Aspal
Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang
terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras, yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
b. Lapis
Penetrasi Makadam (LAPEN)
Lapis
Penetrasi Macadam (LAPEN) adalah merupakan suatu lapis perkerasan yang terdiri
dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang
diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis
demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi
laburan aspal dengan batu penutup.
c. Lapis
Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG)
Lapis
Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) adalah campuran yang terdiri dari agregat
kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler (bila diperlukan) yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin.
d. Hot
Rolled Asphalt (HRA)
Hot Rolled
Asphalt (HRA) merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang
dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
e. Laburan
Aspal (BURAS)
Laburan
Aspal (BURAS) adalah merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran butir
maksimum dari lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.
f. Laburan
Batu Satu Lapis (BURTU)
Laburan Batu
Satu Lapis (BURTU) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan
aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam. Tebal
maksimum 20 mm.
g. Laburan
Batu Dua Lapis
Laburan Batu
Dua Lapis (BURDA) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan
aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan. Tebal
maksimum 35 mm.
h. Lapis
Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS)
Lapis Aspal
Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS) adalah merupakan pondasi perkerasan yang
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur
dan dipadatkan dalam keadaan panas.
i. Lapis
Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH)
Lapis Aspal
Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada umumnya merupakan lapis
perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar jalan yang
terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur
dan dipadatkan pada temperatur tertentu.
j. Lapis
Tipis Aspal Beton
Lapis Tipis
Aspal Beton (LATASTON) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari
campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada
suhu tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.
k. Lapis
Tipis Aspal Pasir (LATASIR)
Lapis Tipis
Aspal Pasir (LATASIR) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran
pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan
panas pada suhu tertentu.
l. Aspal
Makadam
Aspal Makadam adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat
pokok dan/atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam yang dicampur
dengan aspal cair, diperam dan dipadatkan secara dingin.
Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi: lapis pondasi bawah (sub
base course), lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface
course).
Adapun Komponen Konstruksi Perkerasan
Beton Semen ( Rigid Pavement ) adalah sebagai berikut :
1.
Tanah Dasar ( Subgrade )
Tanah dasar
adalah bagian dari permukaan badan jalan yang dipersiapkan untuk menerima
konstruksi di atasnya yaitu konstruksi perkerasan. Tanah dasar ini berfungsi
sebagai penerima beban lalu lintas yang telah disalurkan / disebarkan oleh
konstruksi perkerasan. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyiapan tanah
dasar (subgrade) adalah lebar, kerataan, kemiringan melintang keseragaman daya
dukung dan keseragaman kepadatan.
Pada konstruksi
perkerasan kaku fungsi tanah dasar tidak terlalu menentukan, dalam arti kata
bahwa perubahan besarnya daya dukung tanah dasar tidak berpengaruh terlalu
besar pada nilai konstruksi (tebal) perkerasan kaku.
2.
Lapis Pondasi ( Subbase )
Lapis pondasi
ini terletak di antara tanah dasar dan pelat beton semen mutu tinggi. Sebagai
bahan subbase dapat digunakan unbound granular (sirtu) atau bound granural
(CTSB, cement treated subbase). Pada umumnya fungsi lapisan ini tidak terlalu
struktural, maksudnya keberadaan dari lapisan ini tidak untuk menyumbangkan
nilai struktur perkerasan beton semen. Fungsi utama dari lapisan ini adalah
sebagai lantai kerja yang rata dan uniform. Apabila subbase tidak rata, maka
pelat beton juga tidak rata. Ketidakrataan ini dapat berpotensi sebagai crack
inducer.
3.
Tulangan
Pada perkerasan
beton semen terdapat dua jenis tulangan, yaitu tulangan pada pelat beton untuk
memperkuat pelat beton tersebut dan tulangan sambungan untuk menyambung kembali
bagian – bagian pelat beton yang telah terputus (diputus). Kedua tulangan
tersebut memiliki bentuk, lokasi serta fungsi yang berbeda satu sama lain.
Adapun tulangan tersebut antara lain :
1) Tulangan
Pelat
Tulangan pelat pada perkerasan
beton semen mempunyai bentuk, lokasi dan fungsi yang berbeda dengan tulangan
pelat pada konstruksi beton yang lain seperti gedung, balok dan sebagainya.
Adapun karakteristik dari tulangan pelat pada perkerasan beton semen adalah
sebagi berikut : Bentuk tulangan pada
umumnya berupa lembaran atau gulungan. Pada pelaksanaan di lapangan tulangan
yang berbentuk lembaran lebih baik daripada tulangan yang berbentuk gulungan.
Kedua bentuk tulangan ini dibuat oleh pabrik. Lokasi tulangan
pelat beton terletak ¼ tebal pelat di sebelah atas.
Fungsi dari tulangan beton ini yaitu untuk
“memegang beton” agar tidak retak (retak beton tidak terbuka), bukan untuk
menahan momen ataupun gaya lintang. Oleh karena itu tulangan pelat beton tidak
mengurangi tebal perkerasan beton semen.
2) Tulangan Sambungan
Tulangan sambungan ada dua macam
yaitu tulangan sambungan arah melintang dan arah memanjang. Sambungan melintang
merupakan sambungan untuk mengakomodir kembang susut ke arah memanjang pelat.
Sedangkan tulangan sambungan memanjang merupakan sambungan untuk mengakomodir
gerakan lenting pelat beton.
. Sambungan Pada Konstruksi
Perkerasan Kaku Adapun ciri dan fungsi dari masing – masing tulangan sambungan
adalah sebagai berikut :
Tulangan Sambungan Melintang
• Tulangan sambungan melintang
disebut juga dowel
• Berfungsi sebagai ‘sliding
device’ dan ‘load transfer device’.
• Berbentuk polos, bekas potongan
rapi dan berukuran besar.
• Satu sisi dari tulangan melekat pada pelat
beton, sedangkan satu sisi yang lain tidak lekat pada pelat beton
• Lokasi di tengah tebal pelat dan
sejajar dengan sumbu jalan
Tulangan Sambungan
Memanjang
• Tulangan sambungan memanjang
disebut juga Tie Bar.
• Berfungsi sebagai unsliding
devices dan rotation devices.
• Berbentuk deformed / ulir dan
berbentuk kecil.
• Lekat di kedua sisi pelat beton.
•
Lokasi di tengah tebal pelat beton dan tegak
lurus sumbu jalan.
• Luas tulangan memanjang dihitung
dengan rumus seperti pada tulangan melintang.
3) Sambungan
atau Joint
Fungsi dari sambungan atau joint
adalah mengendalikan atau mengarahkan retak pelat beton akibat shrinkage
(susut) maupun wrapping (lenting) agar teratur baik bentuk maupun lokasinya
sesuai yang kita kehendaki (sesuai desain). Dengan terkontrolnya retak
tersebut, mka retak akan tepat terjadi pada lokasi yang teratur dimana pada
lokasi tersebut telah kita beri tulangan sambungan. Pada sambungan melintang terdapat
2 jenis sambungan yaitu sambungan susut dan sambungan lenting. Sambungan susut
diadakan dengan cara memasang bekisting melintang dan dowel antara pelat
pengecoran sebelumnya dan pengecoran berikutnya. Sedangkan sambungan lenting
diadakan dengan cara memasang bekisting memanjang dan tie bar. Pada setiap
celah sambungan harus diisi dengan joint sealent dari bahan khusus yang
bersifat thermoplastic antara lain rubber aspalt, coal tars ataupun rubber
tars. Sebelum joint sealent dicor/dituang, maka celah harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala kotoran.
4) Bound
Breaker di atas Subbase
Bound breaker adalah plastik tipis
yang diletakan di atas subbase agar tidak terjadi bounding antara subbase
dengan pelat beton di atasnya. Selain itu, permukaan subbase juga tidak boleh
di - groove atau di - brush.
5) Alur
Permukaan atau Grooving/Brushing
Agar permukaan tidak licin maka
pada permukaan beton dibuat alur-alur (tekstur) melalui pengaluran/penyikatan
(grooving/brushing) sebelum beton disemprot curing compound, sebelum beton
ditutupi wet burlap dan sebelum beton mengeras. Arah alur bisa memanjang ataupun
melintang.
ALAT
ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PROSES PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN
Jenis-jenis alat kerja yang
digunakan pada proyek konstruksi jalan antara lain sebagai berikut:
5.2.1 Excavator
Excavator adalah alat
yang digunakan untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah. Excavator ini
memiliki lengan (arm) yang dapat berputar, sehingga dapat
lebih mudah untuk menggali tanah dengan kedalaman tertentu.
Pada proyek konstruksi jalan, Excavator digunakan
untuk menggali tanah dalam pekerjaan cut and fill lahan
proyek, gambar excavator dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Excavator
5.2.2 Dump
Truck
Dump Truck adalah
sebuah truk yang mempunyai bak material yang dapat di miringkan sehingga untuk
menurunkan material hanya dengan memiringkan bak materialnya sehingga muatan
akan dapat meluncur kebawah. Untuk memiringkan bak di gunakan oleh pompa hidrolik.
Pada proyek konstruksi jalan, Dump truk digunakan
untuk mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A, aspal, pasir dan
material timbunan. Dump truck yang di pakai
dalam proyek ini adalah dump truck merk
Mitsubishi Fuso 220PS kapasitas . Alat angkut dump truck ini
di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar dump truck dapat dilihat
pada Gambar 5.7 dump truck Mitsubishi Fuso 220PS
Gambar 5.7. Dump truck
5.2.3 Water Tank Truck
Water tank
truck digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk pekerjaan
pemadatan lapis pondasi agregat kelas A, setelah penghamparan
material selesai kemudian di padatkan dan di siram air menggunakan water
tank. Water tank yang di gunakan proyek ini memiliki kapasitas
sebesar 5000 liter.
Pada proyek ini, water
tank di datangkan langsung dari kontraktor.
Berikut adalah alat untuk menyiram yaitu water tank dapat
di lihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Water
Tank Truck
5.2.4 Vibratory Roller
Vibratory roller adalah alat pemadat
yang menggabungkan antar tekanan dan getaran. Vibratory roller mempunyai
efisiensi pemadatan yang baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas
dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Akibat sama efek ditimbulkan oleh vibratory
roller adalah gaya dinamis terhadap tanah cenderung mengisi
bagian-bagian kosong terdapat diantara butir-butirnya sehingga akibatnya tanah
menjadi padat, dengan susunan yang lebih kompak.
Pada
proyek ini, alat penggilas Vibratory roller yang
digunakan adalah tipe HAMM 3410 dan di datangkan langsung dari
kontraktor. Gambar alat berat Vibratory roller dapat di lihat
pada Gambar 5.9 di bawah ini.
Gambar 5.9. Vibratory roller
5.2.5 Motor Grader
Sebagai bagian dari alat berat, motor
grader berfungsi sebagai alat perata atau penghampar yang biasanya
digunakan untuk meratakan dan membentuk permukaan tanah. Selain itu,
dimanfaatkan pula untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal.
Pada proyek ini motor
grader yang digunakan adalah merk komatsu tipe GD 555
berjumlah 1 dan di pakai untuk menghamparkan material lapis pondasi
agregat kelas A. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana.
Gambar alat berat motor grader dapat di lihat pada Gambar
5.10.
Gambar 5.10. Motor Grader
5.2.6 Pneumatic Tire Roller
Untuk pneumatic tire roller,
alat terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic) maka
area pekerjaan juga perlu dibebaskan dari benda-benda tajam yang dapat merusak
roda. Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian
yang tidak tergilas oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh roda bagian
belakangnya. Alat ini baik sekali digunakan pada penggilasan bahan yang
bergranular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai
“penggilas antara”. Pada pekerjaan proyek ini, alat berat pneumatic
roller ini di pakai merk SAKAI TS-200 dengan jumlah 2 unit yang
langsung di datangkan dari kontaktor. Gambar alat pemadat pneumatic
tire roller dapat di lihat pada gambar 5.11.
Gambar 5.11. Pneumatic
tire Roller
5.2.7 Tandem roller
Tandem
roller adalah alat penggilas atau pemadat terdiri atas berporos 2 (two
axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers). Penggunaan dari
penggilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya
pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini
memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara
8 - 14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair
(ballasting) berkisar antara 25% - 60% dari berat penggilas. Untuk
mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya
digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan
digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak
roda-roda penggilasnya. Pada proyek ini, alat penggilas tandem
roller di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar alat
berat tandem roller dapat di lihat pada Gambar 5.12 di bawah
ini.
Gambar
5.12. Tandem Roller
5.2.8 Asphalt finisher
Alat ini berfungsi untuk
menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal, serta meratakan
lapisannya. Konstruksi Asphalt Finisher cukup besar sehingga
membutuhkan trailer untuk mengangkut alat ini ke medan proyek. Asphalt
Finisher memiliki roda yang berbentuk kelabang atau disebut
dengan crawler track dengan hopper yang
tidak beralas. Sedangkan di bawah hopper tersebut
terdapat pisau yang juga selebar hopper. Pada saat proses
penghamparan, awalnya dimulai dengan memasukkan aspal ke hopper.
Kemudian aspal akan langsung turun ke permukaan dan disisir oleh pisau.
Untuk mendapatkan tingkat kerataan yang diinginkan akan diatur oleh pisau
tersebut.
Pada proyek ini, alat asphalt
finisher yang digunakan merk NIGATA NFB6C dengan jumlah 1
unit. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar asphalt
finisher dapat di lihat pada Gambar 5.13.
Gambar 5.13. Asphalt
Finisher
5.2.9 Alat-Alat konvensional
Alat-alat konvensional adalah
peralatan sederhana yang digunakan untuk membantu pekerjaan yang dilakukan oleh
para tukang. Alat-alat konvensional tersebut
seperti sekop tangan, sapu lidi, garuk, traffic cone,
kereta dorong dan lainnya. Gambar alat-alat konvensional dapat dilihat pada
Gambar 5.14.
Gambar 5.14. Alat-alat
Konvensional
5.2.10 Termometer Iframerah
Termometer inframerah adalah alat
untuk mendeteksi temperatur secara optik—selama objek diamati, radiasi energi
sinar inframerah diukur, dan disajikan sebagai suhu.
Alat ini menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat
dengan objek dari kejauhan dan tanpa disentuh – situasi ideal di mana objek
bergerak cepat, jauh letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya,
dan/atau adanya kebutuhan menghindari kontaminasi objek (seperti makanan, alat
medis, obat-obatan, produk atau test, dll.)
Pada proyek ini, alat termometer
iframerah digunakan untuk mengukur suhu dari beton aspal yang di angkut
oleh dump truck dan juga mengukur suhu dari beton aspal saat
penghamparan beton aspal hotmix dengan menggunakan
alat asphalt finisher.
Gambar 5.15. Termometer
inframerah
5.2.11 Aspal Distributor
Aspal distributor adalah truk yang
dilengkapi dengan tangki aspal, pompa, dan batang penyemprot. Pada proyek ini,
aspal distributor di datangkan langsung dari kontraktor. Bentuk aspal
distributor diperlihatkan pada Gambar 5.16.
Gambar 5.16.
Aspal distributor
5.2.12 Alat Core Drill
Core
Drill adalah alat yang digunakan untuk menentukan/mengambil
sample perkerasan dilapangan sehingga bisa diketahui tebal perkerasannya serta
untuk mengetahui karakteristik campuran perkerasan.
Pada proyek ini, alat core
drill di datangkan dari pihak kontraktor. Bentuk alat core
drill dapat dilihat pada gambar 5.17.
Gambar 5.17. Alat Core Drill
5.2.13 Alat Sand cone
Alat Sand cone adalah
alat yang digunakan untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan
menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang
mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan
pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Pada proyek ini, alat sand cone di
datangkan langsung dari laboratorium milik kontraktor. Gambar alat sand
cone dapat dilihat pada gambar 5.18.
Gambar 5.18. Alat Sand cone
5.2.14 Alat CBR
Alat CBR (California Bearing Ratio)
adalah alat yang digunakan untuk menentukan tebal suatu bagian perkerasan. Alat
CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load)
dengan beban standar (standart load) dan dinyatakan dalam presentase.
Alat CBR Lapangan yang di gunakan pada proyek ini, di datangkan dari
kontraktor.
Gambar 5.19.
Alat CBR
Komentar
Posting Komentar